5 Maestro Seni Lukis Asal Indonesia


Hallo sahabat-sahabat semuanya....

Kembali lagi bersama kami Belon ID (Belajar Online Indonesia).
Oke... pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari dan melihat karya-karya 5 master seni lukis yang berasal dari Indonesia dan telah dikenal dunia.
Apakah kamu tahu! Siapakah orang-orang ini?
Jika masih belum mengetahui, mari simak dan pelajari hingga selesai...

Pertama: Raden Saleh Sjarief Bustaman (1811-1880)

Raden Saleh Sjarief Bustaman adalah pelopor seni lukis modern Indonesia. Ia adalah pelukis Jawa pertama yang belajar melukis di Eropa dan melukis sesuai gaya lukisan yang berkembang di Eropa saat itu. Bahkan, Raden Saleh sempat menjadi pelukis Kerajaan Jerman selama ia berkelana di Eropa. Konon, Raden Saleh mampu berbicara dalam beberapa bahasa.

Raden Saleh sangat menggemari alam dan binatang. Tema-tema lukisannya banyak berupa wajah manusia (potret), binatang, ataupun alam yang menakjubkan seperti lukisan di samping ini. Lukisan ini menggambarkan kapal yang sedang berjuang melawan badai yang menerjang.

Judul karya: “Kapal Tenggelam”
Nama seniman: Raden Saleh Sjarief Bustaman
Tahun pembuatan karya: sekitar tahun 1840
Media karya: cat minyak pada kanvas
Ukuran karya: 74 cm (kali) 98 cm
Pemilik karya: Galeri Nasional Indonesia
Sumber gambar: Dokumen Galeri Nasional Indonesia


Kedua: Abdullah Soerjo Soebroto (1878-1941)

Abdullah Soerjo Soebroto adalah putra dari tokoh pergerakan Indonesia dr. Wahidin Soedirohoesodo. Ia telah mempelajari seni lukis di Belanda, walaupun semula bermaksud mempelajari kedokteran. Ketika kembali ke Indonesia, Abdullah Soerjo Soebroto menjadi pelukis istana pada Keraton Yogyakarta.

Abdullah Soerjo Soebroto aktif mengajar melukis. Putranya, yaitu Basoeki Abdullah, adalah salah satu muridnya yang kemudian berhasil menjadi pelukis yang andal. Tema lukisan kesukaan Abdullah adalah pemandangan, seperti pemandangan di danau yang ia lukiskan berikut ini.

Judul karya: “Telaga Warna”
Nama seniman:  Abdullah Soerjo Soebroto
Tahun pembuatan karya: 1932
Media karya: cat minyak pada kanvas
Ukuran karya: 71 cm (kali) 50 cm
Pemilik karya: Galeri Nasional Indonesia
Sumber gambar: Dokumen Galeri Nasional Indonesia


Ketiga: Basoeki Abdullah (1915-1993)

Basoeki Abdullah adalah putra dari Abdullah Soerjo Soebroto. Pada masa penjajahan Jepang, ia banyak mengajarkan keahliannya kepada pelukis-pelukis muda Indonesia. Karena keahliannya itu, Basoeki Abdullah sempat pula bekerja sebagai pelukis Kerajaan Thailand.

Basoeki Abdullah merupakan pelukis yang sangat ahli menggambar manusia. Bahkan ia juga memenangi penghargaan dari Pemerintah Belanda karena keahliannya melukis wajah manusia (potret). Untuk melukis wajah manusia, ia sangat memerhatikan ekspresi wajah dari model yang dilukis. Oleh karena itu, wajah-wajah yang dilukisnya tampak sangat hidup. Hal ini bisa dilihat pada lukisan “Kakak dan Adik” berikut ini.

Judul karya: “Kakak dan Adik”
Nama seniman:  Basoeki Abdullah
Tahun pembuatan karya: 1978
Media karya: Cat minyak pada kanvas
Ukuran karya: 79 cm (kali) 65 cm
Pemilik karya: Galeri Nasional Indonesia
Sumber gambar: Dokumen Galeri Nasional Indonesia


Keempat: S. Sudjojono (1913-1986) 

S. Sudjojono adalah seorang tokoh pelukis ternama di Indonesia. Ia juga dikenal memiliki rasa nasionalisme yang tinggi dan turut berjuang untuk kemerdekaan Indonesia melalui kesenian. 

Sudjojono merupakan salah satu seniman yang membentuk kelompok seniman Indonesia yang pertama yaitu Persagi (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia). Bersama rekan-rekannya, ia turut membina para seniman muda untuk mengembangkan kesenian modern Indonesia. 

Dalam melukis, Sudjojono mengangkat tema yang beragam. Baginya, melukis tidak hanya menggambarkan keindahan saja, tetapi bisa juga melukiskan hal-hal yang sering kita temui di sekitar. Menurut Sudjojono, saat melukis, kita harus sungguh-sungguh menggunakan perasaan sehingga lukisan yang kita hasilkan akan terasa hidup.

Salah satu lukisan Sudjojono yang terkenal adalah “Tjap Go Meh”. Lukisan ini menggambarkan perayaan Tjap Go Meh yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa. Di dalam lukisan, tampak wajah-wajah ceria orang yang melakukan perayaan tersebut. Ada yang bermain musik, memakai topeng, menari, dan ada pula yang menonton. Sudjojono melukiskan perayaan ini dengan suasana yang terkesan sangat meriah.

Judul karya: “Tjap Go Meh”
Nama seniman:  S. Sudjojono
Tahun pembuatan karya: 1940
Media karya: Cat minyak pada kanvas
Ukuran karya: 73 cm (kali) 52 cm
Pemilik karya: Galeri Nasional Indonesia
Sumber gambar: Dokumen Galeri Nasional Indonesia


Kelima: Affandi (1907-1990) 

Dalam kariernya sebagai seniman, Affandi juga berjasa dalam memberikan pelajaran seni kepada seniman-seniman muda, sehingga Indonesia memiliki banyak seniman. Affandi mulanya melukis dengan gaya naturalistik seperti pada lukisan berjudul “Ibu”, namun kemudian ia lebih dikenal dengan cara melukisnya yang unik, yaitu dengan mengoleskan cat dari tempatnya (tube) langsung ke kanvas, lalu melukis dengan jari-jarinya. Dengan begitu, Affandi merasa sangat akrab dengan lukisannya. Berkat keahlian melukis dan keunikan gaya lukisnya, Affandi banyak memperoleh penghargaan, baik dari dalam maupun luar negeri. 

Affandi sangat gemar mengamati sekelilingnya, lalu segera melukiskannya. Ia banyak melukis hewan, pemandangan alam, serta orang-orang yang dikasihinya, salah satunya adalah ibunya seperti pada lukisan berikut ini.

Judul karya: “Ibu”
Nama seniman:  Affandi
Tahun pembuatan karya: 1941
Media karya: Cat minyak pada kanvas
Ukuran karya: 52 cm (kali) 43 cm
Pemilik karya: Galeri Nasional Indonesia
Sumber gambar: Dokumen Galeri Nasional Indonesia 

Komentar